Rabu, 31 Maret 2010
"KENDEDES di arcakan sebagai PRADNYA PARAMITA"
Dari beberapa koleksi foto arca PRADNYA PARAMITA peninggalan beberapa kerajaan di Nusantara, ternyata aku menyimpulkan bahwa peninggalan Kerajaan Singhasari yang paling indah. Dalam prasasti telah disebutkan bahwa arca tersebut adalah Prameswari Singhasari : KENDEDES yang di arcakan sebagai sang PRADNYA PARAMITA. Hebatnya setelah aku telusuri ada beberapa arca dari era yang sama, material pembuatan dan teknik ukirnya. Aku jadi beranalisa, jangan2 KENDEDES memanggil beberapa Mpu Ukir untuk mengabadikan dirinya dalam bentuk arca.
Arca yang paling indah pada masa penjajahan Belanda telah diambil dan dibawa ke Museum Leiden. Sedangkan yang lainnya ada di Museum Nasional (Museum Gajah) di Jakarta. Banyak para arkeolog dan budayawan menangisi kehilangannya, tapi aku mencoba menghadirkannya dalam bentuk lain kali ini.
Foto yang aku dapat kemudian aku warnai sesuai karakternya ... ASTAGA ... KENDEDES ternyata cantik sekali, pantas pada waktu itu menjadi rebutan. Yang memukau juga adalah ragam perhiasan yang dikenakannya, diukir sangat rumit dan detail hingga relung terdalam. Suatu hal yang sangat sulit dilakukan oleh seniman ukir era saat ini sekalipun, mengingat materialnya dipilih dari batu keras. Manik2 kalung dan hiasan begitu sempurna, tentunya sebagai upaya sang Mpu Ukir menunjukkan kepada kita anak keturunannya : Bahwa leluhur kita CANTIK dan KAYA RAYA. Maka tidak ada alasan bagi kita merasa rendah diri sebagai bangsa ... lihat betapa eloknya ... lihat betapa agung dan tingginya budaya yang pernah kita miliki.
JANGAN MENANGIS INDONESIA ... BUDAYA ITU KITA YANG PUNYA ...
TAK AKAN BISA MEREKA MEREBUT ... BAKAT & KELUHURAN MILIK KITA ...
CIPTAKAN KEINDAHAN LAIN YANG KAMU BISA ...
SEBAB ITU YANG PERNAH DIAJARKAN OLEH LELUHUR KITA ...
Didedikasikan bagi segenap leluhur SINGHASARI
Selasa, 16 Maret 2010
BIDADARI-Ku ..... KEKASIH-Ku
ENGKAU-pun tahu ...
TINGGI-nya GUNUNG tak mampu pupuskan SEMANGAT-ku ...
JAUH-nya JARAK tak mampu MELETIHKAN-ku ...
LAMA-nya WAKTU tak mampu MENGHAPUS-mu dari HATI-ku ...
Karena AKU dalam DEKAP erat SAYAP CINTA-mu ...
Tetapi mengapa KINI ...
Tersesat AKU ditengah belantara RAGU-nya HATI-mu ...
Terhalang PANDANG-ku oleh TEBAL-nya KABUT BIMBANG-mu ...
Terhenti LANGKAH-ku oleh DALAM-nya JURANG RESAH-mu ...
BIDADARI-ku ... KEKASIH-ku ...
Pandu AKU keluar dengan terangnya OBOR KASIH-mu ...
Terkapar AKU tiada daya ... di atas hamparan padang SESAL-ku ...
Dibawah MATAHARI MERAH SAGA bersinar KENCANA ...
Sementara raut WAJAH AYU-mu memenuhi segenap ANGKASA-ku ...
Sunggingkan SENYUM TULUS-mu yang memasung SUKMA-ku ...
Dan SOROT LEMBUT MATA-mu yang meluruhkan PERKASA-ku ...
BIDADARI-ku ... KEKASIH-ku ...
Maafkan rasa CINTA-ku ... yang menjerat SAYAP-SAYAP-mu ...
Maafkan rasa KASIH-ku ... yang mengotori KESUCIAN-mu
KINI Terbanglah ... TINGGI ...
Karena ENGKAU telah terbebas dari segala RASA-ku ...
Surabaya, Rabu 17 Maret 2010
"Ketika Kenyataan Harus Di Sadari dan Di Yakini"
Jumat, 12 Maret 2010
K E M I L A U
Kemilau AURA-mu ... Silaukan JIWA-ku ...
Hentikan MAU-ku ... Surutkan LANGKAH-ku ...
Terjerembab SUKMA-ku ... dalam LUBANG-nya HATI-mu ...
Melayang jatuh ... LAMA ... tak terukur WAKTU
SEGERA ... dalam INGIN-ku...
Tuk terhempas ke DASAR-nya HATI-mu
Agar ... Aku TAHU ...
"Adakah Kau Simpan BAYANGAN-ku di situ ???"
Surabaya, Sabtu 13 Maret 2010
Dari AKU ... Untuk AKU
Rabu, 10 Maret 2010
Epilogi Perenungan Jatidiri Gunung ARJUNA (3.339 meter dpl) 12-15 Agustus 2009
Ya ALLAH, Tuhan Semesta Alam Raya
Kuakui kesalahanku ini
Telah kusebrangi luasnya Samudra KHILAF,
Terombang-ambing dalam besarnya Badai BIMBANG,
Dihempaskan Gelombang KENISTAAN,
pada Tajamnya Batu Karang KEJUJURAN.
Lumpuh sudah JASAD-ku .........
Berkeping-keping AKAL-ku .........
Tercabik-cabik HATI-ku .........
Terjebak dalam gelap NURANI-ku .........
Ijinkan aku punguti lagi Kepingan SEMANGAT-ku,
Dan aku daki tingginya Gunung PENYESALAN-ku,
Kuatkan langkahku mencapai Puncak KEMULIAAN-ku.
Terbang sudah segala KESOMBONGAN-ku .........
Pupus sudah segala KEANGKUHAN-ku .........
Ya ALLAH ..... aku bersujud menyerah pada kebesaran-Mu,
Sembuhkan aku dari semua LUKA-ku .........
Bangkitkan aku dari KETIDAK BERDAYAAN-ku .........
Bila ini UJIAN-ku ...... ijinkan ku-SELESAI-kan dengan baik,
Bila ini TAKDIR-ku ..... ijinkan ku-JALAN-kan dengan baik,
Sesungguhnya aku yang lemah ini .........
Berlindung pada bayang-bayang Keperkasaan-Mu.
Kamis, 04 Februari 2010
TEMAN-ku - SAHABAT-ku
Ketika Engkau bertanya : Kenapa Engkau kujadikan Teman-ku ?
Jawabku : Karena Aku ingin mengenalmu tanpa terpikat elok jasat-mu.
Ketika Engkau bertanya : Kenapa Engkau kujadikan Sahabat-ku ?
Jawabku : Karena aku ingin berdekatan denganmu tanpa mengukur tumpukan harta-mu.
Karena Engkau yang berlari bersamaku mengejar mimpi-mimpi-ku,
Karena Engkau yang turut memintal masa depan-ku,
Karena Engkau yang mengulurkan tangan ketika aku terjatuh,
Karena Engkau yang menangisi segala pedih-ku,
Karena Engkau yang tertawa dalam gembira-ku,
Karena Engkau yang memeluk dan mendekapku dengan segenap rasamu.
Tidak ada jauhnya tempat yang mampu memisahkan hatiku dan hatimu,
Tidak ada lamanya waktu yang mampu menjerat artimu bagiku,
Dan kita telah berhasil membuktikan itu.
Didedikasikan kepada segenap teman dan sahabat,
Yang turut memperkaya perjalanan hidupku.
Jakarta, 05/02/2010
Senin, 04 Januari 2010
D E S A H M U
Kasih .....
Jangan kau ragukan lagi .....
Seberapa besar rasa rindu dihatiku ini .....
Kasih .....
Jangan kau pertanyakan lagi .....
Ketidak hadiranku disisimu kini .....
Bila saja kau tahu .....
Aku selalu mendengar setiap helaan nafasmu .....
Yang disampaikan desir angin disekelilingku .....
Bila saja kau tahu .....
Aku merasa pedih dan pilu .....
Mendengar desah gelisahmu .....
Dalam kesendirian panjangmu .....
Apakah yang sedang terjadi ini wahai kasihku .....
Kita meniti takdir di sisi yang berbeda .....
Sementara mata kita saling bertatapan .....
Dan hati kita saling bertautan .....
Biar kurengkuh erat desah sepimu .....
Seperti kau rengkuh erat rasa piluku .....
Surabaya, 08 Desember 2009
AKU dan KAMU
Kusangka .....
Pedih ini karena tajamnya panah asmara,
Menghujam tepat ke dalam dada,
Mengoyak rasa - menjerat sukma .....
Ternyata .....
Perih ini akibat tikaman pisau rindu,
Memilukan hati - melumpuhkan kalbu,
Terkapar aku dalam sendu .....
Kasih .....
Berapa lama lagi aku harus menghitung hari,
Harapkan kau akan hadir kembali di sisi,
Mengurai canda menawarkan sepi .....
Surabaya, Nopember 25 - 2009
Langganan:
Postingan (Atom)